Sulthan… Anak ku. Ada banyak Cinta yang akan engkau impikan.. 
Izinkan ayah bercerita…


Dulu, ketika masih kecil, ayah tidak mengerti apa itu cinta.. Namun seiring berjalannya waktu,, ayah mulai mengerti apa itu cinta. Dia mulai tumbuh di hati ayah anak ku. Tahukah engkau kenapa dia bisa tumbuh? Itu karena kasih sayang, perhatian, kehangatan yang diberikan kakek dan nenek mu anak ku..
Ayah telah jatuh cinta pada nenekmu yang selalu menyayangi ayah.. Ayah telah jatuh cinta kepada kakekmu yang siang malam bekerja mencari uang demi memenuhi kebutuhan keluarga terutama biaya pendidikan ayah nak..

Setelah dewasa,, ayah juga mngenal cinta yang lain anak ku.. ya.. ayah jatuh cinta dengan seorang gadis yang begitu indah dimata ayah.. yuppzzz.. Dia itu bunda mu nak..
Tahukah kamu nak,, kenapa ayah jatuh cinta kepada bunda mu?? Sampai skrng ayah pun tdk bisa menjelaskannya karena ia tumbuh dengan tanpa rekayasa dan tanpa syarat.. Ia pun semakin tumbuh semakin besar hingga kami berikrar janji suci. Ikrar yang merubah yang haram menjadi halal..

Oh iya anakku… Ayah dan bunda juga pernah bersama-sama merasakan cemas, panik, bahagia dan diakhiri dengan tangis serta kesedihan. Itu dulu nak, ketika kami menyambut kelahiran bayi pertama. Dia kakakmu, yah dia kakakmu anakku. Tapi rupanya Allah berkehendak lain, Dia mengambilnya kembali sebelum kakakmu sempat melihat dunia..

Saat itu kami menangis bersama, air mata ini tak bisa kami bendung walaupun kami sadar semua memang sudah kehendak-Nya. Syukur alhamdulillah pada tanggal 16 Juli 2012  Allah telah menggantinya dengan pemberian yang sangat istimewa. Lahirnya seorang “ksatria baru”  di keluarga kecil kami..

Tahukah engkau anak ku.. Kamu harus membagi cinta kami lagi?? Tahuka engkau kepada siapa kami bagi cinta kami anak q??
Pada tangisan pertama mu yang menandakan engkau telah lahir kedunia ini anak ku. tangisan yang mengeluarkanmu dari rahim bunda melalui operasi anak q..

Ketika di rumah sakit nak.. kami selalu tak sabar untuk bertemu dengan mu.. Takkala suster dating menjemputmu,, membawamu keruang bayi,, hati ini sangat sedih dan air mata ingin menetes,,
Anak ku,, malam – malam pertama dirumah sejak kelahiranmu... kami sangat khawatir,, khwatir jika engkau ngompol, khatir jika engkau lapar, khatir jika engka tidak menangis lagi.
Sulthan anak ku,, ayah dan bunda jatuh cinta pada mu.. Kau kecil namun kau berjuang menuju dunia ini.. Kau kecil namun harus beradaptasi dengan dunia ini.. Kau kecil namun membuat ayah dan bunda jatuh cinta..

Cinta yang tumbuh dan semakin tumbuh. Cinta yang mengalir disetiap hembusan nafas, melalui dinding rumah tempat kau bersandar ketika belajar berjalan. Cinta yang mengalir melalui air hangat yang tiap pagi dan sore selalu bunda gunakan untuk memandikanmu. Bahkan cinta ini mengalir melalui tangisan-tangisanmu, tangisan yang menandakan kau membutuhkan sosok seorang bunda.
Ayah dan bunda jatuh cinta pada dirimu anakku. Ketika gigi-gigimu mulai tumbuh, kau belajar makan sendiri. Kau makan berantakan, ayah yang membersihkan. Kau terbalik menggunakan sendok, bunda yang membetulkan. Sungguh itu sebuah proses yang menjadikan cinta kami semakin besar.
Ayah dan bunda jatuh cinta pada dirimu, dirimu yang… ah, bagaimana kami mengatakannya, mengingatnya saja sudah membuat kami mengharu-biru. Ketika kau mengucapkan dengan sempurna kata “ayah” dan “bunda”, kami berdua sangat terharu.


Anakku… Suatu saat kau kesatria kecil kami akan tumbuh menjadi pria yang mempesona. Tapi kami ayah dan bundamu, sesungguhnya juga telah bertambah tua. Badan kami sudah merintih ketika berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhanmu. Namun cinta ini sanggup mengalahkan keletihan itu semua anakku. Cinta ini begitu besar, ia telah membengkak di hati kami ayah bundamu, mengkristal, dan menjadi berkah. Allah telah menjadikan surgamu itu di bawah telapak kaki bundamu nak.
Ketika ayah dan bunda jatuh cinta pada dirimu anakku, maka ayah dan bunda akan mencintaimu untuk selamanya.
Sulthan anak ku,, tahukah engkau nak,, ketika engkau belajar berjalan,, melangkahkan kaki – kaki mungilmu,, kami ayah dan bundamu sangat bahagia,, terkadang engkau terjatuh nak.. lutut dan tangan mu berdarah,, kau pun menangis dengan kuatnya.. Tapi ayah hanya berkata “bangun nak” sambil memegang tangun mu dan bunda yang membersihkan luka mu..
Tapi tahukan engkau anak ku.. inilah nak… Cara Ayah dan Bunda mengajarimu untuk mandiri. Suatu saat nanti, kamu akan melihat dunia ini lebih luas dari pada yang kamu kira.
Kamu melihat langit bukan hanya luas tanpa batas, namun langit itu tinggiiii sekaliiii…
Ku berikan sayap-sayap kepadamu, karena tak selamanya Ayah dan Bunda ada disampingmu.

Anak ku,, Kami beri nama mu Sulthan Alfarabi Habibullah Daulay. Karena kami berharap kamu akan menjadi seperti nama mu itu nak.. Alhamdulilah,, ketika kami melihat mu belajar shalat,, hati ini terasa sangat bahagia.. Kau ikut shalat berjamaah dengan ayah dan bunda..
Anak ku. di usiamu yang dua tahun ini,, Kami sudah sangat jatuh cinta pada mu nak.. Cinta yang selalu merindukanmu.. Cinta yang selalu mendoakanmu.. Cinta yang membuat ayah dan bunda bahagia..
Sulthan anak ku.. Di bulan Ramadhan ini,, Insya Allah besok idul fitri.. Ayah dan bunda mohon maaf apabila dalam mendidik mu agak sedikit keras.. Karena kami sayang padamu nak..
Anak ku.. sayangi bunda seperti engkau menyayangi dirimu.. Cintai bunda melebihi cinta mu pada apapun didunia ini tapi tidak melebihi cinta mu pada Allah SWT ya nak.
Cintai bunda walau engkau mengenal cinta yang lain..

Anak ku Sulthan Alfarabi Habibullah Daulay,, jaga bunda nak,, karena tak selamanya ayah bisa menjaganya..


Salam sayang,,
Ayah dan Bunda




Powered by Blogger.